Kayu Jabon I-GIST PT.Global Media Nusantara

Tentang  Kayu Jabon

Penggagasan bisnis melalui pemberdayaan masyarakat melalui kerjasama di I-GIST program penanaman dengan sistim investasi, Kayu Jabon  sebagai bahan baku industri, kayu yang sangat mudah di budidayakan di wilayah tropis seperti Negara Indonesia. Dalam Pengembangan penanaman Jabon ini dilatarbelakangi oleh 4 (empat) hal, yaitu keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan, pengentasan kemiskinan, krisis kayu sebagai bahan baku industri, dan menyongsong persaingan di era globalisasi yang mana kebutuhan kayu dunia semakin meningkat, adapun 4 hal tersebut sebagai berikut:

a. Kerusakan Lingkungan

Keprihatinan pada kondisi lingkungan terutama maraknya penebangan liar yang terjadi saat ini  menjadi alasan  program pemberdayaan masyarakat penanaman jabon ini di gagas. Diharapkan program investasi I-GIST PT.GMN   bisa menjadi solusi untuk menangani masalah kerusakan lingkungan selain itu juga penanaman kayu jabon juga mampu mengentaskan kemiskinan bagi penanaman.

b. Krisis kayu sebagai bahan baku industri
Adanya krisis terhadap bahan baku kayu pada industri-industri berbahan dasar kayu menyebabkan dampak yang cukup besar. Kekurangan bahan baku ini menyebabkan terjadinya pengurangan produksi industri tersebut yang juga berdampak terhadap tingginya harga produk berbahan dasar kayu, dengan adanya budidaya kayu jabon I-GIST PT.GMN ini merupakan solusi bagi kebutuhan industri kayu yang semakin meningkat saat ini di Indonesia maupun luar Negeri.

c. Pemberdayaan masyarakat
Ketersediaan sumberdaya alam yang masih sangat luas dan sumberdaya manusia sangat menentukan keberhasilan program penanaman tanaman Jabon I-GIST. Dalam penanaman Jabon ini penerapan teknologi yang tepat guna yang dikelola perusahaan yang sangat solid untuk pengembangan janaman jabon.

d. Menyongsong persaingan di era globalisasi
Kekayaan alam yang dikelola secara baik dan benar akan menghasilkan produk unggulan yang berkualitas serta mampu bersaing di tengah pasar bebas yang telah diberlakukan. Produk kayu khsusnya kayu Jabon  akan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi produk unggulan di masa yang akan datang.

e. Adaptasi terhadap perubahan iklim dan isu pemanasan global
Karbon dioksida (CO2) merupakan gas utama penyebab pemanasan global, yang akan berakibat pada perubahan iklim yang menyebabkan banjir dan kekeringan, perubahan ekosistem hutan dan daratan, dan kemudian berpengaruh pada kesehatan manusia. Tahun 1994, 83% peningkatan radiasi gas rumah kaca disebabkan oleh CO2, 15 % CH4 dan sisanya N2O dan CO (Ministry of Environment, 2001). Jumlah emisi CO2 terbesar di Indonesia disebabkan oleh deforestasi dan konversi lahan (74%), diikuti konsumsi energi (23%) dan proses industri (3%). Untuk mengatasi masalah ini,upaya yang dilakukan diantaranya adalah mengurangi konsumsi energi dan mencari energi alternatif yang lebih bersih, pembangunan ruang terbuka hijau, pembangunan permukiman yang berkelanjutan, dan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan.

  • a. Petani pemilik lahan diajak bermitra oleh investor dalam sebuah wadah yang bernama I-GIST PT.GMN;
  • b. Biaya penanaman dan perawatan (termasuk pemupukan) ditanggung oleh investor dengan besar biaya yang telah ditentukan;
  • c. Pihak I-GIST  bertanggung-jawab mencarikan pasar dan menjembatani pembelian kayu    jabon hasil panen sebagai bahan baku industri dengan harga yang transparan;
  • d. Pengelola dan petani mempunyai hak mengawasi tanaman jabon yang di ikat dengan surat perjanjian yang di NOTARIS kan;
  • e. Petani mitra berkewajiban mengoptimalkan perawatan tanaman jabon;
  • f. Investor kayu jabon mengetahui lahan yang dikelola dengan petani mitra;
  • g. Petani diberikan hak menanam tanaman tumpang sari dengan petunjuk pengelola lahan.

Mengapa Memilih Jabon?

Tanaman Jabon menjadi salah satu jenis tanaman prioritas yang layak untuk dikembangkan ketika mengetahui bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis bahan baku industri kayu akibat illegal logging. Beberapa alasan yang mendasari pemilihan jabon adalah produktivitasnya yang tinggi, pertumbuhan yang cepat, tingkat adaptasi yang baik terhadap berbagai faktor lingkungan, nilai ekonomis yang tinggi serta daya serap pasar yang tinggi.

Krisis bahan baku industri kayu menuntut penyediaan kayu dengan sesegera mungkin dengan tetap berorientasi pada bisnis. Cara yang ditempuh adalah dengan menanam tanaman-tanaman dengan tingkat pertumbuhan cepat melalui gerakan-gerakan swadaya oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.

Jati dan beberapa tanaman lain dalam hal ini digunakan sebagai pembanding. Diketahui jati mempunyai daya adaptasi yang tinggi, kualitas kayunya bagus, nilai ekonomis juga tinggi, tetapi di sisi lain jati memerlukan masa tanam yang lama. Disamping itu pasar kayu jati dirasakan kurang baik mengingat jati hanya digunakan sebagai bahan baku meubel, sehingga penanaman jati secara massal dengan berorientasi pada bisnis merupakan pilihan yang kurang cepat dan tepat karena faktor waktu dan pasar. Demikian pula mahoni, mindi, akasia dan sono, waktu dan pangsa pasar menjadi faktor negatif dalam pemilihan tanaman menjadi andalan bahan baku industri. Sengon laut merupakan tanaman dengan pertumbuhan yang cepat, daya serap pasar tinggi, nilai ekonomis tinggi, akan tetapi survival rate rendah dan tingkat adaptasi terhadap lahan kurang baik, penanaman awal harus rapat agar dihasilkan kayu berkualitas baik, serta jenis hama yang banyak. Pemilihan sengon dalam produksi/penanaman masal terganjal pada tingkat kesulitan dalam perawatannya.

Jabon dalam industri diolah menjadi korek api, pensil, sumpit, peti kemas, bahan baku kerajinan dan mainan, bahan baku pulp, kayu lapis.


Jenis Kayu Jabon

Kayu Jabon di pasaran Indonesia dapat dibedakan 2 macam yakni Jabon Merah dan Jabon Putih yang konon bedanya terletak pada pupus daun muda yang berwarna hijau (Jabon Putih, Anthocepallus cadamba) dan pupus daun muda yang berwarna kemerahan (Jabon Merah, Anthocepallus macrophyllus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
PT.GLOBAL MEDIA NUSANTARA adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang internet teknologi berbasis e-commerce yang Didukung dengan Management dan IT Profesional yang berdiri pada tahun 2005, pada tahun 2006 PT.Global Media Nusantara meluncurkan program GIS yang hingga saat ini telah menciptakan usahawan-usahawan diseluruh Nusantara, adapun PT. Global Media Nusantara mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu yang mengacu pada persyaratan ISO 9001 versi 2008.